Teori Psikologi Behaviorisme: Definisi, Sejarah, Tokoh, Tujuan, Manfaat dan Contohnya

behavior

Teori Psikologi Behaviorisme

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh… kembali lagi di blog sodiqi.com, artikel edisi kali ini kita akan lanjut membahas teori psikologi lagi. Kalau sebelumnya kita sudah panjang lebar ngulik teori psikologi transpersonal, kali ini kita akan ngulik teori psikologi behaviorisme.


Definisi Psikologi Behaviorisme

Lantas, apa yang dimaksud dengan Behaviorisme? Mari kita lihat pengertian dari psikologi behaviorisme dari aspek etimologi dan terminologi terlebih dahulu.


Etimologi

Secara bahasa kata (behaviorisme) berasal dari kata Latin (behavior) yang berarti tindakan atau cara. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Amerika bernama John B. Watson pada tahun 1913 yang bertujuan untuk menggambarkan cabang baru dalam ilmu psikologi yang berfokus pada perilaku yang dapat diamati dalam proses mental.

Istilah behaviorisme kemudian diadopsi oleh B. F. Skinner dan ahli psikologi perilaku lainnya yang berupaya menerapkan prinsip-prinsip ilmiah untuk mempelajari perilaku manusia.

Sejak saat itu istilah tersebut mengacu pada studi umum tentang perilaku seseorang dan penyebabnya, serta penerapan prinsip-prinsip behavioris untuk pengobatan gangguan psikologis.


Terminologi

Untuk lebih memahami terkait psikologi behaviorisme, kita lanjut melihat definisi psikologi behaviorisme dari aspek terminologis atau secara bahasa, ada 7 istilah penting yang dapat mewakili pemahaman kita terkait psikologi behaviorisme, yaitu:

1. Operant Conditioning: Pengondisian operan adalah suatu bentuk pembelajaran di mana perilaku dimodifikasi oleh konsekuensi yang mereka hasilkan.

2. Reinforcement: Suatu stimulus atau reward yang dapat meningkatkan kemungkinan pengulangan perilaku.

3. Shaping: Sebuah proses bertahap terhadap penguatan di mana perkiraan berturut-turut perilaku yang diinginkan dihargai sampai perilaku yang diinginkan tercapai.

4. Positive Reinforcement: Penguatan yang bersifat positif sebagai sebuah bentuk stimulus yang diterapkan setelah suatu perilaku untuk meningkatkan kemungkinan perilaku itu diulang.

5. Negative Reinforcement: Penguatan yang bersifat negatif sebagai suatu stimulus yang dihilangkan setelah suatu perilaku untuk meningkatkan kemungkinan perilaku itu diulang.

6. Extinction: Suatu proses dimana suatu perilaku berkurang atau berhenti ketika tidak lagi menghasilkan reward.

7. Stimulus Control: Suatu proses di mana perilaku dimodifikasi dengan pengenalan stimulus tertentu.


Teori Behaviorisme

Behaviorisme adalah suatu aliran dalam ilmu psikologi yang fokus pada studi tentang perilaku yang dapat diamati. Teori behaviorisme menolak introspeksi, atau melihat ke dalam diri sendiri, sebagai metode yang valid untuk memahami perilaku.

Sebaliknya, teori behaviorisme berfokus pada pengaruh lingkungan terhadap perilaku dan peran penguatan dalam mengkondisikan atau mengubah perilaku seseorang. Para ahli teori behaviorisme percaya bahwa perilaku adalah hasil interaksi individu dengan lingkungannya.

Baca Juga: Teori Psikologi Transpersonal: Definisi, Sejarah, Tokoh dan Contohnya

Teori Psikologi Behaviorisme Menurut para ahli

1. John B. Watson
John B. Watson adalah pencetus teori behaviorisme, ia mengatakan bahwa,

Psikologi sebagai pandangan behavioris adalah cabang eksperimental murni dari ilmu alam. Tujuan teoretisnya adalah prediksi dan kontrol perilaku. Introspeksi bukan merupakan bagian penting dari metodenya, juga nilai ilmiah dari datanya tidak bergantung pada kesiapan yang mereka gunakan untuk interpretasi dalam hal kesadaran.

2. B.F. Skinner
Skinner mengembangkan konsep pengkondisian operan, yang menyatakan bahwa perilaku dibentuk oleh konsekuensi.

3. Edward Thorndike
Thorndike mengembangkan hukum efek, yang menyatakan bahwa perilaku yang menghasilkan hasil positif lebih mungkin diulangi di masa mendatang.

4. Ivan Pavlov
Pavlov mengembangkan konsep pengkondisian klasik, yang menyatakan bahwa perilaku dapat dimodifikasi melalui asosiasi rangsangan dan tanggapan.

5. Edward C. Tolman
Dalam makalahnya tahun 1948 berjudul “Cognitive Maps in Rats and Men”, Edward C. Tolman mengemukakan teori psikologi behaviorisme yang disebutnya sebagai “purposive behaviorism”.

Dia berpendapat bahwa perilaku dimotivasi oleh keinginan organisme dan perilakunya diarahkan oleh harapannya sendiri akan hasilnya. Dia mengusulkan agar organisme mengembangkan peta kognitif dalam pikiran mereka untuk menavigasi lingkungan mereka dan peta mental ini dapat digunakan untuk menjelaskan bagaimana organisme belajar, mengingat, dan membuat keputusan.

Tolman berpendapat bahwa behaviorisme tidak boleh direduksi menjadi satu set hubungan stimulus-respons, tetapi harus mempertimbangkan tujuan dan motivasi keseluruhan organisme.

6. Clark l. hull
Clark l. hull adalah ahli psikologi yang mendukung teori psikologi behaviorisme. Clark l. hull berpendapat bahwa perilaku ditentukan oleh faktor lingkungan dan aspek biologis, sehingga psikologi harus fokus pada perilaku yang dapat diukur secara objektif dan interaksi perilaku-lingkungan.

Clark l. hull juga percaya bahwa perilaku paling baik dipahami dengan mempelajari hukum pembelajaran, seperti pengkondisian klasik dan operan. Karya Hull kemudian meletakkan dasar bagi perkembangan behaviorisme modern.


Sejarah Singkat Psikologi Behaviorisme

Behaviorisme adalah aliran pemikiran psikologis yang memusatkan studi tentang perilaku yang dapat diamati, berlawanan dengan keadaan mental internal, seperti emosi dan pikiran.

Teori psikologi behaviorisme pertama kali dikembangkan pada awal abad ke-20 oleh John B. Watson, yang mengemukakan bahwa perilaku dapat dipelajari melalui pengkondisian klasik, sebuah proses yang menghubungkan stimulus eksternal dengan respons.

Pada tahun 1920-an, teori behaviorisme menjadi aliran pemikiran yang dominan dalam bisang psikologi, dan B.F. Skinner melanjutkan perkembangannya dengan mengemukakan gagasan pengkondisian operan, yang menyatakan bahwa perilaku dibentuk oleh penghargaan dan hukuman.

Pendekatan psikologi ini berpengaruh dalam pengembangan praktik pendidikan dan terapi, seperti aspek ekonomi dan analisis perilaku terapan. Pada tahun 1950-an, behaviorisme mulai merosot sebagai aliran pemikiran yang dominan dalam psikologi, karena muncul teori-teori baru, seperti psikologi kognitif dan psikologi humanistik.

Sementara aliran psikologi behaviorisme tidak lagi menjadi pendekatan psikologi utama. Namun, prinsip-prinsipnya masih relevan dan digunakan secara luas di berbagai bidang, seperti pendidikan, psikologi klinis, dan perilaku organisasi.


Pencetus Teori Psikologi Behaviorisme

John B. Watson dianggap sebagai pencetus teori psikologi behaviorisme. Dia adalah seorang psikolog Amerika yang paling terkenal karena karyanya di bidang perilaku dan pengondisian. Watson menulis banyak karya yang kemudian berpengaruh pada topik behaviorisme, pembelajaran, pengondisian, dan perilaku.

John B. Watson mengusulkan bahwa perilaku dapat dipahami dalam kaitannya dengan asosiasi stimulus-respons, bukan dalam hal kondisi mental seperti emosi dan pikiran. Karyanya meletakkan dasar bagi behaviorist selanjutnya seperti B.F. Skinner.


Tokoh Psikologi Behaviorisme

Berikut 10 tokoh dan pakar dalam bidang psikologi yang terlibat dalam teori psikologi behaviorisme, yaitu:

1. John B. Watson
2. B.F. Skinner
3. Edward C. Tolman
4. Clark L. Hull
5. Robert C. Gardner
6. Albert Bandura
7. Kenneth W. Spence
8. Neal Miller
9. Edward L. Thorndike
10. George A. Miller


Isi Teori Psikologi Behaviorisme

Behaviorisme adalah aliran psikologi yang berfokus pada studi tentang perilaku yang dapat diamati. Teori didasarkan pada gagasan bahwa perilaku ditentukan oleh lingkungan, dan rangsangan eksternal seseorang dalam membentuk perilakunya.

Teori behaviorisme mengasumsikan bahwa semua perilaku dapat dipelajari melalui pengalaman dan dapat dimodifikasi melalui penguatan atau hukuman. Ini sering disebut sebagai model perilaku "stimulus-respons".

Behaviorisme adalah instrumen penting dari banyak pendekatan psikologi, termasuk terapi perilaku kognitif, analisis perilaku terapan, dan sistem reward dan punishment.


Perspektif Psikologi Behaviorisme

Psikologi behaviorisme adalah aliran pemikiran yang menekankan studi tentang perilaku yang dapat diamati, daripada keadaan mental subjektif. Teori ini didasarkan pada gagasan bahwa perilaku sebagian besar orang ditentukan oleh faktor lingkungannya, dan perilaku itu dapat dipelajari dan dimodifikasi melalui metode seperti penguatan dan hukuman.

Teori psikologi behaviorisme berpendapat bahwa semua perilaku dapat dijelaskan dalam kaitannya dengan komponen-komponen yang dapat diamati, dan mungkin untuk memahami dan memodifikasi perilaku melalui studi komponen-komponen tersebut. Behaviorisme juga menunjukkan bahwa perilaku dibentuk oleh pengalaman masa lalu dan dapat dimodifikasi melalui penggunaan penghargaan dan hukuman.


Tujuan Psikologi Behaviorisme

Berikut sepuluh tujuan utama dari teori psikologi behaviorisme, yaitu untuk:
  • Meningkatkan kualitas diri dengan mengajarkan keterampilan pemecahan masalah dan tehnik coping.
  • Mengidentifikasi dan memodifikasi perilaku mal-adaptif.
  • Meningkatkan komunikasi dan hubungan interpersonal.
  • Meningkatkan motivasi.
  • Menumbuhkan harga diri yang positif.
  • Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
  • Mengembangkan keterampilan untuk mengelola stres dan kecemasan.
  • Mengembangkan strategi coping yang sehat.
  • Meningkatkan kesadaran akan pikiran dan perasaan pribadi.
  • Meningkatkan ketahanan dan kontrol emosi.


Manfaat Psikologi Behaviorisme

Berikut lima poin manfaat dari teori dan penerapan psikologi behaviorisme, yaitu:

1. Peningkatan Pemahaman tentang Perilaku Manusia
Psikologi perilaku dapat membantu kita lebih memahami bagaimana manusia belajar, berpikir, dan berperilaku. Teori psikologi ini dapat bermanfaat di banyak bidang seperti pendidikan, hubungan pribadi, dan tempat kerja.

2. Peningkatan Kesehatan Mental
Psikologi perilaku dapat digunakan untuk mengobati gangguan kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan kecanduan. Melalui pendekatan perilaku, seseorang dapat mempelajari cara baru yang lebih sehat untuk mengatasi masalah kesehatan mental mereka.

3. Peningkatan Kesadaran Diri
Dengan memeriksa perilaku kita, kita dapat memperoleh wawasan tentang pikiran dan tindakan kita sendiri. Dengan begitu kita dapat membantu lebih memahami diri kita sendiri, motivasi kita, dan emosi kita.

4. Peningkatan Hubungan
Psikologi perilaku dapat membantu kita lebih memahami interaksi kita dengan orang lain, seperti peningkatan skill komunikasi, keterampilan pemecahan masalah yang lebih baik, dan hubungan yang lebih kuat dan sehat.

5. Peningkatan Kinerja
Psikologi perilaku dapat digunakan untuk membantu seseorang mencapai tujuannya dengan lebih efektif. Dengan memahami bagaimana perilaku kita dapat memengaruhi kinerja kita, kita dapat menetapkan tujuan yang lebih realistis dan mengembangkan strategi untuk mencapainya.


Kekurangan Psikologi Behaviorisme

1. Fokus sempit
Teori behaviorisme hanya berfokus pada perilaku yang dapat diamati, mengabaikan pengalaman subjektif manusia lainnya. Hal ini dapat menyebabkan pemahaman yang tidak lengkap tentang perilaku seseorang.

2. Penjelasan buruk tentang perilaku kompleks
Prinsip-prinsip behaviorisme terbatas dalam menjelaskan perilaku yang lebih kompleks, seperti yang melibatkan bahasa, pemecahan masalah, dan kreativitas.

3. Kemampuan terbatas untuk menjelaskan perubahan perkembangan
Prinsip-prinsip behaviorisme memiliki kemampuan terbatas untuk menjelaskan perubahan perkembangan dalam perilaku dari waktu ke waktu.

4. Pemahaman terbatas tentang proses kognitif
Teori behaviorisme tidak memperhitungkan proses kognitif seperti pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan penalaran.

5. Masalah etis
Teori psikologi behaviorisme dikritik karena implikasi etisnya, seperti penggunaan hukuman dan penguatan untuk mengendalikan perilaku.


Contoh Kasus Psikologi Behaviorisme

  • Albert Bandura's Bobo Doll Experiment: Eksperimen ini menguji tingkat agresi anak-anak ketika dihadapkan pada perilaku kekerasan dari orang dewasa.
  • B.F Skinner's Operant Conditioning: Teori ini menunjukkan bahwa perilaku dapat dipelajari melalui penggunaan penguatan positif dan negatif.
  • John Watson's Little Albert Experiment: Eksperimen ini menguji efek pengkondisian klasik pada seorang anak dengan mengasosiasikan tikus putih dengan suara keras.
  • Edward Thorndike's Law of Effect: Hukum ini menunjukkan bahwa perilaku dibentuk oleh konsekuensinya.
  • Ivan Pavlov's Dog Experiment: Eksperimen ini menguji efek pengkondisian klasik dengan mengasosiasikan makanan dengan bel.


Contoh Psikologi Behaviorisme

1. Teori penguatan: teori penguatan adalah metode modifikasi perilaku yang dirancang untuk memperkuat perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan. Pendekatan ini didasarkan pada gagasan bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh penghargaan dan hukuman, baik positif maupun negatif.

2. Pengkondisian operan: pengkondisian operan adalah jenis contoh psikologi behaviorisme yang berfokus pada bagaimana perilaku dipengaruhi oleh konsekuensi yang mengikutinya. Jenis pembelajaran ini melibatkan penggunaan penguatan positif dan negatif untuk mengubah perilaku.

3. Pengondisian klasik: pengondisian klasik adalah suatu bentuk pembelajaran di mana stimulus yang sudah menimbulkan respons langsung menjadi terkait dengan respons tertentu. Jenis pengkondisian ini melibatkan pemasangan stimulus netral dengan stimulus yang sudah menghasilkan respons.

4. Teori pembelajaran sosial: teori pembelajaran sosial adalah suatu bentuk behaviorisme yang berfokus pada bagaimana orang belajar melalui pengamatan orang lain. Teori ini menunjukkan bahwa orang belajar dengan mengamati apa yang dilakukan orang lain dan meniru mereka, serta diberi penghargaan atau hukuman atas perilaku mereka sendiri.


Contoh Psikologi Behaviorisme Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Untuk lebih memahami cara menerapkan dan contoh dari psikologi behaviorisme, mari kita lihat bentuk-bentuk psikologi behaviorisme dalam kehidupan sehari-hari.
  • Menghukum anak karena membuat ulah.
  • Memberi penghargaan kepada anak karena membersihkan kamar mereka.
  • Menggunakan penguatan positif untuk mendorong siswa agar tetap mengerjakan tugas selama di kelas.
  • Menggunakan time-out untuk membantu anak belajar mengelola amarahnya.
  • Menggunakan sistem penghargaan untuk memotivasi karyawan agar bekerja lebih giat.
  • Menggunakan pengkondisian klasik untuk melatih hewan peliharaan.
  • Menggunakan sistem ekonomi untuk memberi penghargaan kepada anak-anak atas perilaku yang baik.
  • Menggunakan terapi keengganan untuk mengobati fobia dan kecanduan.
  • Menggunakan pengkondisian operan untuk mengajarkan keterampilan baru.
  • Menggunakan terapi perilaku kognitif untuk mengubah pola pikir negatif.


Kesimpulan

Jadi kita sudaah faham apa itu teori psikologi behaviorisme, kita tutup artikel ini dengan melihat 5 kesimpulan tentang psikologi behaviorisme:
  1. Behaviorisme menunjukkan bahwa perilaku kita merupakan hasil dari faktor eksternal dan rangsangan lingkungan.
  2. Behaviorisme berfokus pada perilaku yang dapat diamati dan diukur, bukan pada pikiran dan perasaan internal.
  3. Behaviorisme menekankan pentingnya penguatan dan hukuman dalam pembelajaran.
  4. Behaviorisme percaya bahwa perilaku dapat dimodifikasi melalui penggunaan teknik pengkondisian.
  5. Behaviorisme menunjukkan bahwa semua perilaku diperoleh melalui pengalaman dan pembelajaran.
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama