Definisi Kalam Dalam Bahasa Arab Serta Pembagiannya

kalam dan pembagiannya dalam bahasa Arab

Ada banyak kitab yang mempelajari bahasa Arab terutama kitab nahwu selalu mengawali pembahasan kalam. Kalam menjadi komponen dasar dalam sebuah kalimat bahasa Arab. Jika tanpa kalam maka tidak adalah bahasa yang disampaikan.

Sebagaimana kita tahu, bahasa adalah pikiran dan isi hati yang diungkapkan melalui simbol-simbol. Lantas, apa yang dimaksud kalam dalam ranah ilmu bahasa Arab? Kita ungkap sedikit jawabannya di dalam artikel ini.


Pengertian Kalam

Kata kalam sebenarnya merupakan kata bahasa Arab (كَلَامٌ) kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kalam, kata kalam tidak meleset jauh artinya dari kata, ucapan, dan bicara. Penggunaan kalam tidak banyak kita temukan dalam penggunaan sehari, sedikit banyaknya terdapat dalam syair dan karya sastra lain.


Definisi Kalam Secara Bahasa

Kata kalam dalam bahasa Arab - كَلَامٌ – berarti bunyi-bunyi yang bisa difahami maknanya. Atau bisa juga kita artikan dengan makna yang berdiri sendiri yang diungkapkan melalui lafaz.

Dalam kamus Ar-raaid kalam bermakna - قَوْلٌ – artinya perkataan, atau bisa juga di definisikan sebagai kalimat yang sempurna.


Definisi Kalam Secara Istilah

Jika kita lihat definisi kalam secara terminologi, kita akan menemukan batasan yang tepat yang memudahkan kita dalam mengenali kalam.

Definisi kalam secara istilah yang paling populer adalah;

الكَلَامُ هُوَ اللَّفْظُ المُرَكَّبُ المُفِيْدُ بِالوَضْعِ

Artinya : Kalam adalah lafaz yang tersusun lagi bermanfaat (bisa difahami) dan diutarakan dengan sengaja.

Mari kita lihat satu per satu maksud kata dari istilah kalam secara terminologi di atas.

Lafaz : Bunyi yang tersusun dari beberapa huruf hijaiyyah.
Murakkab : Tersusun atas minimal dua kata, tarkib isnadi.
Mufid : Bisa difahami oleh lawan bicara.
Waz’i : Mengucapkan dengan sengaja dengan qasad memberi faham kepada pendengar atau lawan bicara.

Seminimal-minimal kalam harus teridiri dari dua isim,

Contoh : أُسْتَاذٌ قَائِلٌ 

Kalimat ini terdiri dari dua isim, isim pertama ustaz dan isim kedua qaailun. Artinya ustaz berkata.
Atau boleh juga kalam terdiri dari minimal satu fi’il dan satu isim, 

Contoh : قَالَ أَحْمَدُ

Kalimat di atas terdiri dari fi’il (kata kerja) - قَالَ – dan isim Ahmad. Artinya Ahmad telah berkata.


Pembagian Kalam

Adapun kalam atau dalam beberapa sumber juga disebut dengan (كَلِمَةٌ) yang berarti sebuat kata tunggal di bagi menjadi tiga jenis dalam bahasa Arab.

Nantinya dari kalam inilah terbentuk kalimat (جُمْلَةٌ), kemanapun kita pergi, dan buku apapun yang kamu cari, yang namanya kalam dalam bahasa Arab itu pembagiannya hanya tiga yaitu isim, fi’il dan huruf.

Mari kita lihat sekilas tentnag tiga unsur dasar tersebut, untuk penjabaran detailnya nanti akan saya buat artikel terpisah untuk masing-masing isim, fi’il dan hurf.


Isim

Isim atau dalam tulisan arabnya (اسمٌ) adalah kata yang memiliki makna sendiri dan isim ini tidak berkaitan atai mengandung zaman, waktu dan masa. Contoh isim antara lain nama orang, nama tempat, nama buah, nama benda, angka, kata tunjuk, kata ganti dan lain-lain.

Contoh :

- أَذْهَبُ إِلَى المَدْرَسَةِ  : Saya pergi ke sekolah
- هَذِهِ صَدِيْقَتِيْ إِسْمُهَا عَائِشَةُ : Ini temanku, namanya Aisyah

Coba kita perhatikan dua contoh tersebut, kata yang bercetak tebal ( المَدْرَسَةُ، هَذِهِ، صَدِيْقَتِيْ، إسم، ها، عائشة )  pada contoh pertama hanya ada satu isim yaitu kata ‘madrasah’ sisanya adalah huruf dan fi’il. 

Sedangkan pada contoh kedua semuanya isim, bahkan kata ‘ismu’ sendiri adalah isim.


Fi’il

Selanjutnya fi’il. Fi’il adalah kata kerja. Fi’il juga memiliki makna tersendiri seperti isim, tapi bedanya fi’il mengandung salah satu dari tiga waktu, madhi (telah terjadi), mudhari’ (sedang terjadi) dan mustaqbal (akan terjadi). Setiap fi’il dalam bahasa Arab pasti disertai makna waktu.

Contoh :

- أَذْهَبُ إِلَى المَدْرَسَةِ بَعْدَ الأكْلِ : Saya akan pergi ke sekolah setelah makan
- قَرَأتُ القُرْآنَ : Aku telah membaca Alquran

Lihatlah pada contoh pertama, kata azhabu pada contoh pertama adalah fi’il yang sisertai waktu mendatang. Sedang pada contoh kedua kata qara’tu adalah fi’il yang disertai waktu lalu atau kejadiannya telah terjadi.


Hurf

Adapun huruf adalah kata yang baru akan memiliki makna sendiri ketika bergabung dengan kata lain, dan huruf sama dengan isim, ia tidak mengandung zaman sebagaimana halnya fi’il.

Contoh:

أَذْهَبُ إِلَى المَدْرَسَةِ

Kata ila pada contoh adalah huruf jar.

Kesimpulan

Kalam adalah simbol-simbol bunyi dalam bentuk tulisan atau perkataan yang disengaja untuk menyampaikan isi hati dan pikiran kepada lawan bicara. Pembagiannya ada tiga, isim, fi’il dan huruf.
Baiklah, mungkin hanya ini yang dapat saya tulis pada artikel edisi kali ini, semoga bermanfaat bagi teman-teman sekalian, wallahu a’lam.
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama