Sodiqi.com - Paliatif ialah sebuah pendekatan yang fokus pada perbaikan kualitas hidup pasien dan keluarganya yang menghadapi masalah yang terkait dengan penyakit berat yang mengurangi probabilitas hidup.
Dalam dunia keperawatan, etika sudah lumrah menjadi bingkai kerja yang memandu keputusan dan tindakan seorang perawat.
Contoh, apa yang dianggap paling bermanfaat dari sudut pandang medis mungkin tidak selalu sejalan dengan apa yang diinginkan pasien. Dalam situasi seperti itu, perawat perlu menunjukkan keahlian etika dan komunikasi untuk mengarahkan antara dua prinsip ini, mencari solusi yang paling menghormati keinginan dan kebutuhan pasien.
Tapi, dengan pendekatan yang hati-hati dan komprehensif, perawat dapat berperan penting dalam memastikan bahwa pasien seperti Bapak Andi memiliki kemampuan untuk menjalani perjalanan medis mereka dengan martabat dan otonomi.
Prinsip otonomi adalah salah satu pilar etika keperawatan yang sangat penting, terutama dalam konteks perawatan paliatif. Melalui contoh kasus Bapak Andi, kita bisa melihat bagaimana prinsip ini diterapkan dalam keputusan seputar perawatan. Tapi, menghormati otonomi pasien bukanlah tugas yang mudah dan seringkali membutuhkan keseimbangan dengan prinsip-prinsip etika lainnya.
Flat Icon Perawat |
Dalam dunia keperawatan, etika sudah lumrah menjadi bingkai kerja yang memandu keputusan dan tindakan seorang perawat.
Salah satu prinsip etika keperawatan yang paling fundamental adalah otonomi, yaitu hak pasien untuk membuat keputusan sendiri tentang perawatan mereka. Bagaimana prinsip ini diterapkan dalam konteks paliatif? Berikut uraiannya,…
Perawat juga harus memastikan kalau ia memiliki kapasitas mental untuk membuat keputusan tersebut, dan bahwa keputusannya adalah hasil dari pilihan bebas tanpa tekanan dari pihak manapun.
Bagaimana jika keputusan pasien tampaknya tidak sesuai dengan apa yang secara medis dianggap terbaik untuknya? Di sinilah seni dan ilmu keperawatan berpadu, memerlukan dialog yang mendalam dan empati.
Dalam kasus Bapak Andi di atas contohnya, bagaimana jika keluarganya mempunyai pendapat yang kuat tentang pilihan terapinya? Bagaimana perawat bisa memberi arahan akan situasi ini sambil tetap menghormati prinsip otonomi?
Solusinya mungkin melibatkan mediasi hati-hati antara pasien dan keluarganya, memastikan bahwa pendapat Bapak Andi tidak tenggelam oleh opini orang lain, sambil juga memperhatikan kebutuhan dan keinginan keluarganya sebagai bagian dari proses perawatan.
Dalam kasus ini, "informed consent" atau persetujuan terinformasi menjadi sangat penting. Bapak Andi harus memahami seluk-beluk setiap opsi yang ada, termasuk efek samping, biaya, dan apa yang dapat diharapkan dari masing-masing pilihan. Perawat memegang peran eksklusif dalam memfasilitasi proses ini.
Dalam perawatan paliatif, otonomi pasien mungkin melibatkan kebebasan untuk mengekspresikan identitas, keyakinan, atau keinginan terakhir mereka.
Contohnya, Bapak Andi mungkin ingin meyakinkan kalau dia memiliki akses ke ritual keagamaan yang dia anggap penting. Menghormati ini juga merupakan bagian dari menghormati otonominya.
Terkadang, dua prinsip ini bisa saja kontras,...
Contoh Kasus Paliatif Prinsip Etika Keperawatan Otonomi
Bapak Andi, 65 tahun, menderita “penyakit berat” stadium lanjut. Setelah menjalani berbagai bentuk terapi yang tidak membuahkan hasil, ia memilih untuk beralih ke perawatan paliatif. Di tengah keputusan ini, ia juga diberi opsi untuk mencoba terapi eksperimental yang berisiko tinggi.Implementasi Otonomi: Proses Keputusan
Di kasus tersebut, prinsip otonomi sangat penting. Perawat harus memastikan Bapak Andi mendapatkan semua informasi yang ia butuhkan untuk membuat keputusan yang terinformasi dan akurat.Perawat juga harus memastikan kalau ia memiliki kapasitas mental untuk membuat keputusan tersebut, dan bahwa keputusannya adalah hasil dari pilihan bebas tanpa tekanan dari pihak manapun.
Respek Terhadap Keputusan Pasien
Setelah mendapat informasi dari tim medis, Bapak Andi memilih untuk tidak menjalani terapi eksperimental dan memilih fokus pada perawatan paliatif. Dalam contoh kasus ini, prinsip otonomi mengharuskan tim medis untuk menghormati keputusan ini, meskipun mereka mungkin memiliki opini profesional yang kontra.Tantangan dan Pertimbangan Etika Lain
Meski otonomi adalah sebuah prinsip yang penting, ia tidak berdiri sendiri. Perawat juga harus mempertimbangkan prinsip etika lain seperti keadilan, benefisensi, dan non-malefisensi.Bagaimana jika keputusan pasien tampaknya tidak sesuai dengan apa yang secara medis dianggap terbaik untuknya? Di sinilah seni dan ilmu keperawatan berpadu, memerlukan dialog yang mendalam dan empati.
Memahami Otonomi Budaya dan Keluarga
Ketika membicarakan otonomi, kita juga perlu mempertimbangkan konteks budaya dan keluarga. Dalam beberapa istiadat, keputusan mengenai perawatan medis tidak selalu dibuat oleh individu saja, tetapi seringkali melibatkan keluarga atau komunitas.Dalam kasus Bapak Andi di atas contohnya, bagaimana jika keluarganya mempunyai pendapat yang kuat tentang pilihan terapinya? Bagaimana perawat bisa memberi arahan akan situasi ini sambil tetap menghormati prinsip otonomi?
Solusinya mungkin melibatkan mediasi hati-hati antara pasien dan keluarganya, memastikan bahwa pendapat Bapak Andi tidak tenggelam oleh opini orang lain, sambil juga memperhatikan kebutuhan dan keinginan keluarganya sebagai bagian dari proses perawatan.
Pilihan Terapeutik dan Informed Consent
Keputusan terapeutik dalam perawatan paliatif bisa sangat kompleks dan seringkali melibatkan banyak pilihan, mulai dari pengelolaan nyeri hingga masalah psikososial dan spiritual.Dalam kasus ini, "informed consent" atau persetujuan terinformasi menjadi sangat penting. Bapak Andi harus memahami seluk-beluk setiap opsi yang ada, termasuk efek samping, biaya, dan apa yang dapat diharapkan dari masing-masing pilihan. Perawat memegang peran eksklusif dalam memfasilitasi proses ini.
Otonomi dan Hierarchy of Needs
Tidak semua kebutuhan pasien berhubungan langsung dengan kondisi medis mereka. Menurut teori Hierarchy of Needs oleh Maslow, kebutuhan manusia ada dalam beberapa lapisan, mulai dari kebutuhan fisiologis hingga kebutuhan akan aktualisasi diri.Dalam perawatan paliatif, otonomi pasien mungkin melibatkan kebebasan untuk mengekspresikan identitas, keyakinan, atau keinginan terakhir mereka.
Contohnya, Bapak Andi mungkin ingin meyakinkan kalau dia memiliki akses ke ritual keagamaan yang dia anggap penting. Menghormati ini juga merupakan bagian dari menghormati otonominya.
Otonomi vs. Benefisensi
Di satu sisi, prinsip otonomi berfokus pada hak individu untuk membuat keputusan tentang hidup mereka sendiri. Di sisi lain, prinsip benefisensi mendorong tindakan yang menguntungkan pasien.Terkadang, dua prinsip ini bisa saja kontras,...
Contoh, apa yang dianggap paling bermanfaat dari sudut pandang medis mungkin tidak selalu sejalan dengan apa yang diinginkan pasien. Dalam situasi seperti itu, perawat perlu menunjukkan keahlian etika dan komunikasi untuk mengarahkan antara dua prinsip ini, mencari solusi yang paling menghormati keinginan dan kebutuhan pasien.
Penutup
Prinsip otonomi dalam etika keperawatan sangat kompleks dan multifaset. Meskipun ini merupakan prinsip yang fundamental, aplikasinya bisa sangat rumit tergantung pada banyak variabel, termasuk kondisi medis pasien, konteks budaya, dan juga nilai-nilai etis lain yang mungkin perlu dipertimbangkan.Tapi, dengan pendekatan yang hati-hati dan komprehensif, perawat dapat berperan penting dalam memastikan bahwa pasien seperti Bapak Andi memiliki kemampuan untuk menjalani perjalanan medis mereka dengan martabat dan otonomi.
Prinsip otonomi adalah salah satu pilar etika keperawatan yang sangat penting, terutama dalam konteks perawatan paliatif. Melalui contoh kasus Bapak Andi, kita bisa melihat bagaimana prinsip ini diterapkan dalam keputusan seputar perawatan. Tapi, menghormati otonomi pasien bukanlah tugas yang mudah dan seringkali membutuhkan keseimbangan dengan prinsip-prinsip etika lainnya.
Daftar Bacaan;
- RAMPAI, B. KEPERAWATAN PALIATIF (KONSEP DAN PENERAPAN).
- Ahsani, A. (2020). Peran Perawat Dalam Pemberian Palliative Care Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien Terminal.
- Mauruh, C. V., Ns, M. K., Malik, N. M. Z., Kep, M., Isnawati, I. A., Bs, S. K., ... & Harun, B. (2022). Paliative Nursing. Rizmedia Pustaka Indonesia.
- Rivai, A. F. (2022). EDM (Ethics Decision Making) Konsep Pengambilan Keputusan Etik dan Implementasinya dalam Praktik Keperawatan. Deepublish.
- Panggabean, D. M. (2022). Peran dan Fungsi Keluarga Dalam Perawatan Paliatif.
- Rivai, A. F. (2021). Proses dan Model Keputusan Etik dalam Praktik Keperawatan: Systematic Review. Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), 7(3), 40-48.