Negara yang Menganut Ideologi Marxisme

SodiqiMarxisme, sebuah aliran atau doktrin yang dikembangkan oleh Karl Marx dan Friedrich Engels pada pertengahan abad ke-19, merupakan sebuah sistem pemikiran dan teori sosial-politik yang telah memengaruhi banyak negara di seluruh dunia. Bahkan sampai detik ini,….


Pokok paham dari Marxisme adalah kritik terhadap kapitalisme dan ide tentang kelas sosial serta perjuangan mereka, yang berujung pada gagasan tentang masyarakat komunis tanpa kelas. Dalam kesempatan kali ini, kita akan membahas beberapa negara yang pernah atau bahkan sedang menganut ideologi Marxisme, serta bagaimana ideologi ini memengaruhi sistem politik, ekonomi, dan sosial negara-negara tersebut.

{tocify} $title={Daftar Isi}

Uni Soviet (1922-1991)

Uni Soviet, yang didirikan setelah Revolusi Rusia pada tahun 1917, adalah negara pertama di dunia yang menyandarkan pada prinsip-prinsip Marxisme-Leninisme. Di bawah kepemimpinan Vladimir Lenin, dan kemudian Joseph Stalin, Uni Soviet telah mencoba mewujudkan masyarakat komunis melalui kolektivisasi pertanian dan industrialisasi yang pesat.

Meski berhasil mencapai beberapa kemajuan industri dan teknologi, Uni Soviet juga menghadapi kritik dan rintangan karena praktik represif terhadap lawan politik dan pembatasan kebebasan sipil.


Republik Rakyat Cina (1949-Sekarang)

Republik Rakyat Cina (RRC), didirikan oleh Mao Zedong pada 1949, adalah contoh lain untuk negara yang menganut ideologi Marxisme. Maoisme, sebuah adaptasi dari Marxisme-Leninisme, telah menjadi dasar ideologis negara ini.

Cina, di bawah kebijakan Mao, melaksanakan reformasi agraria, kolektivisasi pertanian, dan Revolusi Kebudayaan. Meskipun ada kesuksesan dalam pembangunan infrastruktur dan peningkatan literasi, Cina juga mengalami periode kelaparan dan ketidakstabilan politik. Saat ini, Cina telah mengadopsi model ekonomi "sosialisme dengan ciri khas Cina" yang menggabungkan ekonomi pasar dengan kontrol pemerintah yang ketat.


Kuba (1959-Sekarang)

Revolusi Kuba pada 1959, yang dipimpin oleh Fidel Castro dan Che Guevara, menjadikan Kuba sebagai salah satu negara komunis di Hemisfer Barat. Mengadopsi Marxisme-Leninisme, Kuba melakukan nasionalisasi industri dan reformasi pertanian. Negara ini juga terkenal dengan sistem kesehatan dan pendidikannya yang cukup maju. Meskipun demikian, Kuba sering dikritik karena kurangnya kebebasan pers dan pembatasan hak politik dan ekonomi warganya.


Vietnam (1976-Sekarang)

Setelah perang Vietnam, Vietnam Utara dan Selatan bersatu menjadi Republik Sosialis Vietnam pada 1976. Negara ini mengadopsi Marxisme-Leninisme sebagai ideologi resmi, dengan Partai Komunis Vietnam sebagai satu-satunya partai politik yang berkuasa.

Pada awal mulanya, Vietnam mengalami kesulitan ekonomi dan isolasi internasional. Tapi, dengan pengenalan kebijakan Đổi Mới pada tahun 1986, Vietnam mulai menerapkan reformasi ekonomi yang bertujuan untuk mengintegrasikan ekonomi pasar sambil mempertahankan kontrol politik komunis.


Korea Utara (1948-Sekarang)

Korea Utara, resmi dikenal sebagai Republik Demokratik Rakyat Korea, didirikan oleh Kim Il-sung. Negara ini mengadopsi Juche, sebuah ideologi yang berakar pada Marxisme-Leninisme, tetapi dengan penekanan yang kuat pada isolasi diri dan kemandirian.

Sistem politik di Korea Utara sangat terpusat dan otoriter, dengan keluarga Kim memegang kekuasaan mutlak. Meskipun ada kemajuan dalam industri dan militer, Korea Utara juga menghadapi masalah ekonomi besar, kelaparan, dan pelanggaran hak asasi manusia yang serius.


Etiopia (1974-1991)

Etiopia, di bawah kepemimpinan Mengistu Haile Mariam, mengadopsi Marxisme-Leninisme setelah Revolusi Etiopia pada tahun 1974. Pemerintah Mengistu melakukan nasionalisasi tanah dan industri. Etiopia mengalami periode turbulensi politik, kelaparan, dan konflik selama periode ini, dengan pemerintahan Mengistu sering kali dikritik karena tindakan represifnya.


Ikhtisar

Ideologi Marxisme telah memberi bentuk pada sejarah politik dan ekonomi banyak negara di dunia. Pengaruhnya terlihat dalam upaya pembentukan masyarakat tanpa kelas dan pemerintahan yang berfokus pada pengelolaan kolektif sumber daya dan produksi.

Kendati begitu, dalam prakteknya, banyak dari negara-negara ini menghadapi tantangan yang tidak bisa dianggap mudah, termasuk represi politik, kesulitan ekonomi, dan pelanggaran hak asasi manusia. Meskipun ideologi Marxisme telah mengalami banyak perubahan dan adaptasi sejak pertama kali diperkenalkan, dampaknya pada politik global dan pemikiran sosial tetap relevan dan berpengaruh hingga detik ini.
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama