Contoh Konflik Non-Realistis Menurut Lewis A. Coser

Sodiqi - Lewis A. Coser, ialah seorang teoretikus konflik terkemuka, ia mengembangkan gagasan tentang konflik non-realistis dalam karyanya. Berbeda dengan konflik realistis yang berkaitan dengan tujuan spesifik dan masalah yang dapat diselesaikan, konflik non-realistis dianggap lebih abstrak dan berfokus pada perbedaan nilai atau persepsi. Lewat tulisan ini kita akan melihat konsep konflik non-realistis dan memberikan beberapa contoh untuk memperjelas konsep tersebut.

{tocify} $title={Daftar Isi}

Definisi Konflik Non-Realistis


Konflik non-realistis
adalah sebuah bentuk konflik di mana tujuannya tidak terlihat jelas atau dapat dicapai. Berbeda dari konflik realistis yang berpusat pada tujuan konkret seperti sumber daya atau kebijakan, konflik non-realistis biasanya melibatkan perjuangan untuk pengakuan, ekspresi nilai, atau realisasi identitas. Tujuan-tujuannya lebih sulit didefinisikan dan umumnya berkaitan dengan perasaan, persepsi, atau keyakinan.


Contoh Konflik Non-Realistis

Konflik Identitas

Konflik identitas umumnya merupakan bentuk konflik non-realistis. Misalnya, konflik antar kelompok etnis atau budaya di mana masing-masing pihak berjuang untuk mendapatkan pengakuan dan rasa hormat terhadap identitas dan nilai mereka. Dalam kasus ini, terjadinya konflik tidak selalu berkaitan tentang sumber daya fisik, tetapi tentang pengakuan dan penghormatan terhadap identitas kelompok.


Konflik Ideologi

Konflik ideologi, seperti antara kapitalisme dan sosialisme, juga merupakan contoh konflik non-realistis. Dalam konflik ini, kedua pihak berjuang untuk mencapai supremasi nilai dan prinsip mereka. Tujuannya bukan untuk mencapai kompromi praktis tetapi untuk mendominasi secara ideologis.


Konflik Agama

Konflik agama biasanya berakar pada keyakinan dan nilai yang tertanam dalam diri masing-masing penganut. Contoh yang jelas adalah konflik antara kelompok agama yang berbeda, di mana tujuan konflik umumnya lebih condong pada sektor penyebaran keyakinan atau praktik agama daripada memperebutkan sumber daya atau kebijakan.


Konflik Generasi

Perbedaan antar generasi juga dapat menciptakan konflik non-realistis. Misalnya, perbedaan pendapat antara generasi muda dan orang tua mengenai gaya hidup atau nilai sosial tertentu. Sementara konflik ini mungkin tidak terlihat tujuan spesifik, tapi dianggap mencerminkan perjuangan antara norma dan nilai yang berbeda.


Dampak Konflik Non-Realistis

Meski tidak selalu berfokus pada tujuan yang konkret, konflik non-realistis bisa saja memiliki dampak yang luas pada masyarakat. Diantaranya dapat menyebabkan polarisasi, ketidakstabilan sosial, dan bahkan kekerasan. Konflik semacam ini umumnya sulit untuk diselesaikan karena pemicunya berakar pada perbedaan fundamental dalam nilai dan persepsi masing-masing.


Menyelesaikan Konflik Non-Realistis

Menyelesaikan konflik non-realistis membutuhkan pendekatan yang berbeda dari konflik realistis. Solusi dalam menangani konflik jenis ini adalah melalui dialog dan mencapai pemahaman. Pendekatan ini mencakup:

Pendidikan dan Kesadaran
Meningkatkan kesadaran tentang perbedaan dan nilai-nilai masing-masing kelompok dapat membantu mengurangi kesalahpahaman dan prasangka buruk.

Dialog dan Mediasi
Membuka saluran komunikasi antar kelompok yang terlibat untuk membahas perbedaan dan mencari dasar pemahaman bersama.

Integrasi Sosial
Menciptakan kesempatan bagi kelompok yang berbeda untuk bekerja bersama dan berinteraksi dapat membantu membangun rasa saling menghormati dan mengurangi ketegangan.


Ikhtisar

Konflik non-realistis, sebagaimana digambarkan oleh Lewis A. Coser, merupakan aspek penting dalam dinamika sosial. Meskipun sering kali sulit didefinisikan dan diselesaikan, pemahaman tentang jenis konflik ini sangat diperlukan untuk mencapai stabilitas dan harmoni dalam masyarakat yang beragam. Pendekatan yang melibatkan pendidikan, dialog, dan integrasi dapat membantu dalam menyelesaikan konflik ini dan membangun masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis.
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama