. Penerapan metode ini biasanya dikaitkan dengan prinsip-prinsip tertentu yang harus diikuti agar efektif.
Namun, ada beberapa praktek yang tidak sesuai dengan metode fonik, terutama dalam
implementasi kurikulum Merdeka Belajar, inisiatif pendidikan yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih fleksibel, inovatif, dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Lewat tulisan ini kita akan membicarakan
apa saja yang tidak termasuk dalam prinsip mengajar metode fonik dalam implementasi Merdeka Belajar.
{tocify} $title={Daftar Isi}Pendekatan Yang Kaku
Penggunaan pendekatan yang terlalu kaku dan berorientasi pada aturan dalam pengajaran fonik
tidak sesuai dengan semangat Merdeka Belajar. Merdeka Belajar menekankan pentingnya fleksibilitas dan kreativitas dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, mengikuti satu set aturan yang ketat dan tidak memberi keleluasaan bagi peserta didik untuk
mengeksplorasi atau membuat kesalahan adalah pendekatan yang bertentangan. Peserta didik harus diberi ruang untuk bereksperimen dengan bunyi dan kata, bahkan jika itu berarti sesekali membuat kesalahan,
nantinya guru akan mengoreksinya.
Mengabaikan Kebutuhan Individual
Mengabaikan kebutuhan individu peserta didik juga
bukan prinsip yang tepat dalam mengajar fonik. Setiap peserta didik memiliki kecepatan belajar yang berbeda dan cara belajar yang unik. Mengajar fonik dengan asumsi semua peserta didik akan mengikuti ritme yang sama bukan hanya tidak efektif tetapi juga mengecewakan peserta didik yang mungkin memerlukan lebih banyak waktu atau pendekatan yang berbeda. Pendekatan Merdeka Belajar menekankan pada pengakuan dan dukungan terhadap keunikan setiap pelajar, yang berarti
pengajaran mesti disesuaikan agar sesuai dengan kebutuhan mereka.
Terpaku Pada Teori Fonik dan Tidak Praktikal
Terlalu fokus pada teori fonik dan
mengabaikan permasalahan praktis adalah kesalahan dalam mengajar metode fonik itu sendiri. Sementara pemahaman teoritis tentang hubungan antara huruf dan suara merupakan hal yang penting, peserta didik juga perlu melihat bagaimana hal ini diterapkan dalam konteks nyata. Mereka membutuhkan kesempatan untuk membaca teks yang bervariasi, termasuk cerita, puisi, dan informasi, untuk melihat bagaimana fonik diterapkan dalam praktik.
Pengajaran fonik yang terisolasi dari penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari akan sulit memberikan pemahaman yang cukup bagi peserta didik.
Penilaian Hanya Berdasarkan Kemampuan Fonik
Menilai peserta didik hanya berdasarkan kemampuan fonik mereka juga bukan pendekatan yang sesuai. Sekalipun kemampuan membaca adalah aspek penting dalam pendidikan, penilaian peserta didik tidak boleh hanya didasarkan pada aspek ini saja. Pendekatan Merdeka Belajar menekankan pentingnya menilai peserta didik dari berbagai aspek, termasuk kreativitas, pemikiran kritis, dan keterampilan interpersonal. Mengukur kemajuan peserta didik hanya
berdasarkan kemampuan fonik mereka akan membatasi pembelajaran tentang kemampuan mereka secara keseluruhan.
Tidak Memanfaatkan Teknologi dan Media
Menghindari penggunaan teknologi dan media dalam pengajaran fonik bukanlah pendekatan yang baik. Dalam era digital, teknologi dan media bisa menjadi alat yang sangat berguna dalam pendidikan. Instrumen ini mengedepankan cara yang menarik dan interaktif untuk mengajar fonik, serta menyediakan sumber daya tambahan yang bisa diakses oleh peserta didik.
Mengabaikan teknologi dan media dalam pengajaran fonik berarti menghilangkan kesempatan untuk meningkatkan proses pembelajaran dan membuatnya lebih menarik bagi peserta didik.
Tidak Terlibatnya Orang Tua dan Masyarakat
Tidak mendorong keterlibatan orang tua dan komunitas dalam proses pembelajaran fonik adalah kesalahan lainnya. Orang tua dan komunitas dapat memberi dampak penting dalam mendukung pembelajaran fonik di rumah. Mereka dapat membantu menguatkan konsep yang diajarkan di sekolah atau madrasah dan bisa memberikan dukungan emosional yang diperlukan untuk peserta didik. Terkait perihal Merdeka Belajar,
keterlibatan keluarga dan komunitas dilihat sebagai
aspek penting dalam proses pendidikan.
Mengabaikan Permainan dan Aktivitas Yang Menyenangkan
Mengabaikan pentingnya
permainan dan aktivitas yang menyenangkan dalam pengajaran fonik adalah pendekatan yang tidak sesuai. Belajar harus menyenangkan, terutama untuk peserta didik muda. Permainan, lagu, dan aktivitas seni dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajar fonik sambil menjaga peserta didik tetap
terlibat dan termotivasi dalam kegiatan pembelajaran. Pendekatan ini juga membantu peserta didik mengembangkan keterampilan lain seperti kerjasama tim, kreativitas, dan kemampuan motorik.
Tidak Ada Feedback Yang Konstruktif
Tidak memberikan umpan balik yang konstruktif kepada peserta didik juga bukan praktek yang baik dalam
pengajaran fonik. Umpan balik merupakan bagian penting dari proses pembelajaran, dan harus diberikan secara konstruktif dan mendukung. Ini membantu peserta didik memahami apa yang mereka lakukan dengan baik dan di mana mereka perlu memperbaiki. Umpan balik yang hanya fokus pada kesalahan tanpa memberikan saran untuk perbaikan dapat
merusak kepercayaan diri peserta didik dan minat mereka dalam belajar.
Mengabaikan Interegasi Dengan Literasi Lainnya
Menghindari
integrasi fonik dengan aspek lain dari literasi juga bukan pendekatan yang tepat. Fonik adalah hanya satu aspek dari literasi. Mengajarkan metode fonik secara terpisah dari keterampilan membaca dan menulis lainnya dapat menghalangi peserta didik dalam mengembangkan pemahaman literasi yang holistik. Penting untuk mengintegrasikan metode fonik dengan keterampilan membaca dan menulis lainnya untuk membuat peserta didik mendapatkan pemahaman yang menyeluruh tentang bahasa.
Tidak Mengakui Pluralitas Bahasa dan Dialek
Tidak mengakui dan menghargai keragaman bahasa dan dialek peserta didik dalam pengajaran fonik adalah suatu kesalahan. Peserta didik mungkin berasal dari latar belakang bahasa yang berbeda, dan hal tersebut harus diakui dalam pendekatan pengajaran. Menghargai keragaman bahasa dan dialek tidak hanya mendukung inklusivitas tetapi juga membantu peserta didik merasa dihargai dan diterima, yang mana ini sangat penting untuk
membangun lingkungan belajar yang positif.
Membatasi Implementasi Pengetahuan Fonik
Tidak memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk menerapkan pengetahuan fonik mereka dalam konteks yang lebih luas adalah pendekatan yang salah. Peserta didik perlu kesempatan untuk menggunakan keterampilan fonik mereka dalam situasi nyata, seperti membaca buku, menulis cerita, atau berpartisipasi dalam diskusi kelas.
Mengisolasi pengajaran fonik dari penerapan secara nyata mengurangi efektivitasnya dan tidak memberikan peserta didik kesempatan untuk melihat relevansi keterampilan ini dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Tidak Up to Date Terhadapa Perkembangan Terbaru
Tidak
up to date pada penelitian terkini dan praktik terbaik dalam pengajaran fonik adalah kesalahan lainnya dari tenaga pendidik. Dunia pendidikan terus berkembang, dan penting bagi tenaga pendidik untuk terus mengikuti penelitian dan praktik terbaik dalam pengajaran fonik. Termasuk mengadopsi pendekatan baru yang telah terbukti efektif, serta
menghindari metode yang ketinggalan zaman atau tidak didukung oleh penelitian.
Ikhtisar
Dalam implementasi Merdeka Belajar, pendekatan pengajaran fonik harus fleksibel, inklusif, dan sesuai dengan kebutuhan individu peserta didik. Menghindari praktik yang tidak sesuai dengan prinsip ini adalah kunci untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan efektif bagi semua peserta didik.