Gravitasi Bulan sebagai Faktor Utama
Gravitasi bulan adalah faktor dominan yang mempengaruhi terjadinya gelombang pasang. Bulan, dengan gravitasinya, menarik massa air di bumi, menyebabkan air laut naik dan membentuk gelombang pasang. Ketika bulan dan matahari berada pada posisi yang sejajar dengan bumi (posisi syzygy), efek tarikan ini menjadi lebih kuat, yang menyebabkan pasang surut yang lebih tinggi, dikenal sebagai pasang purnama atau pasang baru.Efek gravitasi bulan tidak merata di seluruh bumi karena variasi dalam jarak antara bulan dan berbagai titik di permukaan bumi. Hal ini mengakibatkan perbedaan tingkat gelombang pasang di berbagai tempat. Gravitasi bulan, bersama dengan rotasi bumi, menciptakan apa yang disebut sebagai "bulge", atau tonjolan air, yang bergerak mengelilingi bumi dan menyebabkan pasang surut secara berkelanjutan.
Pengaruh Gravitasi Matahari
Selain bulan, matahari juga memiliki peranan dalam terjadinya gelombang pasang. Meskipun pengaruhnya kurang kuat dibandingkan dengan bulan karena jaraknya yang jauh lebih besar dari bumi, gravitasi matahari tetap berkontribusi pada fenomena pasang surut. Ketika matahari, bumi, dan bulan berada dalam garis lurus (selama purnama atau bulan baru), tarikan gravitasi matahari dan bulan berkolaborasi untuk menciptakan pasang surut yang lebih besar, yang dikenal sebagai pasang spring.Pasang spring terjadi karena gabungan kekuatan tarik matahari dan bulan yang memperkuat satu sama lain, menyebabkan perubahan yang lebih besar dalam tinggi air laut. Ini adalah contoh dari fenomena yang dikenal sebagai "superposition", di mana dua atau lebih gelombang bertumpuk dan menghasilkan efek yang lebih besar.
Angin dan Tekanan Atmosfer
Angin dan tekanan atmosfer juga berperan dalam pembentukan gelombang pasang. Angin kencang yang meniup ke arah pantai dapat mendorong air ke daratan dan meningkatkan tinggi gelombang pasang. Sebaliknya, angin yang meniup dari darat ke arah laut dapat mengurangi efek pasang surut.Tekanan atmosfer juga mempengaruhi tinggi muka air laut. Area dengan tekanan atmosfer yang rendah cenderung memiliki muka air laut yang lebih tinggi. Perubahan tekanan atmosfer, seperti yang terjadi selama badai atau siklon, dapat menyebabkan perubahan mendadak dalam tinggi gelombang pasang, yang umumnya dikenal sebagai storm surge atau gelombang badai.