- Pergerakan sosial umumnya dipandang sebagai respons terhadap ketidakpuasan sosial yang luas dan mendalam. Herbert Blumer, seorang sosiolog terkemuka, telah mengidentifikasi tahapan-tahapan yang umum dilalui oleh pergerakan sosial dalam pengembangannya. Memahami tahapan ini tidak hanya penting bagi para akademisi tetapi juga bagi siapa saja yang terlibat atau berkepentingan dalam pergerakan sosial.
Blumer mendapatkan gelar doktornya di
University of Chicago, tempat dia belajar di bawah
George Herbert Mead, yang ide-idenya sangat mempengaruhi pemikiran Blumer. Selain teorinya yang berpengaruh, Blumer juga dikenal karena kontribusinya dalam metodologi penelitian, terutama dalam penerapan metode kualitatif dalam studi sosiologi. Dia menekankan pentingnya memahami perspektif aktor dalam konteks sosial mereka, yang berbeda dengan pendekatan kuantitatif yang lebih menekankan pada pengumpulan data numerik dan analisis statistik.
Apa itu Pergerakan Sosial?
Dari segi bahasa, kata "
pergerakan" berasal dari kata dasar "
gerak", yang menandakan serangkaian aksi atau aktivitas yang terorganisir. Sementara itu, "sosial" menunjukkan segala yang berkaitan dengan masyarakat atau lingkungan hidup manusia, termasuk interaksi antar individu, kelompok, atau institusi. Dari segi istilah, pergerakan sosial adalah usaha kolektif yang bertujuan untuk mengubah aspek tertentu dalam masyarakat melalui aksi kolektif dan advokasi. Pergerakan ini melibatkan sebuah kelompok yang berorganisasi untuk mencapai perubahan sosial, ekonomi, atau politik, baik pada level lokal maupun internasional. Menggunakan berbagai taktik dan strategi, seperti demonstrasi, protes, advokasi, dan pendidikan masyarakat, pergerakan sosial memainkan peran penting dalam membentuk opini publik dan kebijakan pemerintah, serta dalam evolusi norma sosial dan struktur masyarakat.
Herbert Blumer dan Studi Pergerakan Sosial
Herbert Blumer adalah seorang teoretikus interaksionisme simbolik yang memberikan kontribusi penting pada pemahaman kita tentang dinamika sosial dan pergerakan sosial. Menurut Blumer, pergerakan sosial dapat dilihat sebagai serangkaian interaksi simbolik antar individu yang berbagi ketidakpuasan terhadap aspek tertentu dari masyarakat. Dia menguraikan empat tahapan yang umumnya dialami oleh pergerakan sosial dalam evolusinya.
Tahap Kegemparan Sosial (Social Unrest)
Tahap pertama dalam teori Blumer adalah kegemparan sosial. Ini terjadi ketika sekelompok orang mulai merasakan ketidakpuasan terhadap kondisi sosial yang ada. Ketidakpuasan ini belum terorganisir dan tidak memiliki arah yang jelas, namun merupakan cikal bakal dari kesadaran kolektif. Kegemparan sosial ini biasanya dipicu oleh peristiwa-peristiwa tertentu yang menyoroti ketidakadilan atau kekurangan dalam sistem yang ada.
1. Penyebab Kegemparan Sosial
Kegemparan sosial bisa dipicu oleh berbagai faktor, seperti ketidakadilan ekonomi, diskriminasi rasial, atau krisis politik. Peristiwa yang memicu ini biasanya dirasakan secara langsung oleh banyak orang, sehingga memperkuat rasa ketidakpuasan yang tersebar.
2. Reaksi Awal terhadap Kegemparan
Reaksi awal terhadap kegemparan ini bisa sangat bervariasi, dari perasaan frustrasi dan ketidakberdayaan hingga tindakan
protes sporadis. Namun, pada tahap ini, belum ada upaya yang koheren untuk mengorganisir rasa ketidakpuasan ini ke dalam aksi kolektif.
Tahap Kepopuleran (Popular Excitement)
Tahap kedua, yang Blumer sebut sebagai kepopuleran, terjadi ketika kegemparan sosial mulai menemukan resonansi lebih luas dan mendapatkan perhatian publik. Pada tahap ini, rasa ketidakpuasan mulai terorganisir lebih formal melalui dialog, pertemuan, dan media.
1. Peningkatan Kesadaran
Pada tahap ini, ada peningkatan kesadaran tentang isu-isu yang diperjuangkan, baik di kalangan yang terkena dampak langsung maupun masyarakat luas. Media berperan penting dalam menyebarkan informasi tentang ketidakadilan yang sedang dihadapi dan aksi yang dilakukan.
2. Pembentukan Simbol dan Narasi
Simbol dan narasi mulai terbentuk, yang memperkuat identitas kolektif dan membantu menyampaikan pesan pergerakan kepada masyarakat luas. Contoh simbol bisa berupa slogan, lambang, atau lagu yang menjadi identik dengan pergerakan.
Tahap Formalisasi
Tahap ketiga adalah formalisasi, dimana pergerakan mulai mengorganisir diri secara lebih struktural. Ini meliputi pembentukan hierarki, peran, dan aturan yang jelas dalam pergerakan.
1. Pembentukan Struktur Organisasi
Pembentukan struktur organisasi memungkinkan pergerakan untuk beroperasi secara lebih efisien dan mencapai tujuan-tujuan spesifik. Struktur ini juga memudahkan koordinasi kegiatan dan distribusi sumber daya.
2. Strategi dan Taktik
Strategi dan taktik mulai dikembangkan untuk menghadapi tantangan yang lebih besar dan mencapai tujuan jangka panjang. Hal ini juga termasuk negosiasi dengan pihak-pihak berwenang, jika diperlukan, untuk mencapai solusi yang dapat diterima oleh semua pihak.
Tahap Kelembagaan
Tahap keempat, kelembagaan, adalah ketika pergerakan telah mencapai tingkat stabilisasi dan menjadi bagian dari lembaga sosial yang lebih luas. Ini adalah tahap di mana tujuan awal pergerakan telah tercapai atau ketika pergerakan tersebut telah membentuk cara-cara baru dalam struktur sosial.
1. Pencapaian Tujuan
Pada tahap ini, banyak dari tujuan awal pergerakan mungkin sudah tercapai, yang bisa berupa perubahan legislatif, perubahan dalam kebijakan publik, atau perubahan sikap masyarakat.
2. Integrasi dengan Struktur Sosial Lebih Luas
Pergerakan yang berhasil pada tahap ini akan terintegrasi dengan struktur sosial yang lebih luas, memiliki pengaruh yang bertahan lama terhadap masyarakat, dan umumnya membentuk norma-norma baru dalam cara kita berpikir dan bertindak.
Ikhtisar
Memahami tahapan pergerakan sosial menurut Herbert Blumer memberikan wawasan yang berharga dalam cara pergerakan sosial terbentuk, berkembang, dan akhirnya mencapai tujuannya. Setiap tahap memiliki tantangan dan kebutuhannya sendiri, dan kesuksesan pada setiap tahap bergantung pada banyak faktor, termasuk respon masyarakat dan keberadaan sumber daya yang cukup.