Sodiqi.com - Dalam ilmu kimia, persoalan larutan sejati dan dispersi koloid menjadi topik yang menarik untuk dipelajari. Meskipun keduanya terlihat mirip, ada perbedaan mendasar yang membedakan keduanya. Larutan sejati adalah campuran homogen yang terdiri dari zat terlarut dan pelarut, sementara dispersi koloid adalah campuran heterogen di mana partikel-partikel kecil tersebar dalam medium pendispersi. Untuk membedakan keduanya, kita bisa menggunakan tiga cara utama: observasi efek Tyndall, metode filtrasi, dan pengujian stabilitas. Mari kita bahas satu per satu.
Sebaliknya, pada dispersi koloid, partikel-partikelnya berukuran lebih besar (antara 1 hingga 1000 nanometer). Ketika cahaya dilewatkan, partikel koloid akan menghamburkan cahaya tersebut, sehingga kita bisa melihat berkas cahaya yang jelas. Fenomena inilah yang disebut efek Tyndall. Contoh sederhana adalah ketika kita menyinari susu dengan senter. Susu, sebagai dispersi koloid, akan menunjukkan berkas cahaya yang terlihat jelas, sedangkan air gula sebagai larutan sejati tidak akan menunjukkan efek tersebut.
Di sisi lain, dispersi koloid memiliki partikel yang lebih besar. Meskipun partikel ini tidak selalu terlihat oleh mata, mereka sering kali terlalu besar untuk melewati pori-pori kertas saring. Sebagai contoh, jika kita menyaring campuran susu, partikel koloid dalam susu mungkin akan tertahan di kertas saring atau setidaknya mengurangi kejernihan filtrat. Namun, perlu diingat bahwa metode ini tidak selalu akurat untuk semua jenis koloid, karena beberapa koloid memiliki partikel yang cukup kecil untuk melewati filter.
Sementara itu, dispersi koloid cenderung kurang stabil. Meskipun partikel koloid tidak mengendap dengan cepat seperti pada suspensi, mereka tetap bisa mengalami pemisahan fase jika didiamkan dalam waktu yang sangat lama atau jika ditambahkan zat tertentu. Misalnya, susu yang didiamkan lama-kelamaan akan membentuk lapisan krim di atasnya. Selain itu, koloid juga bisa mengalami koagulasi (penggumpalan) jika ditambahkan elektrolit atau dipanaskan, yang mengakibatkan partikel koloid menggumpal dan mengendap.
1. Observasi Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah salah satu cara paling sederhana dan efektif untuk membedakan larutan sejati dengan dispersi koloid. Efek ini terjadi ketika seberkas cahaya dilewatkan melalui suatu campuran. Pada larutan sejati, cahaya akan melewati campuran tanpa hambatan dan tidak terlihat oleh mata. Hal ini karena partikel zat terlarut dalam larutan sejati sangat kecil (berukuran kurang dari 1 nanometer) sehingga tidak mampu menghamburkan cahaya.![]() |
Efek Tyndall pada kaca opalesen: saat dilihat dari samping, kaca tersebut terlihat berwarna biru, tetapi cahaya berwarna oranye dapat menembus dan terlihat dari arah berlawanan. |
Sebaliknya, pada dispersi koloid, partikel-partikelnya berukuran lebih besar (antara 1 hingga 1000 nanometer). Ketika cahaya dilewatkan, partikel koloid akan menghamburkan cahaya tersebut, sehingga kita bisa melihat berkas cahaya yang jelas. Fenomena inilah yang disebut efek Tyndall. Contoh sederhana adalah ketika kita menyinari susu dengan senter. Susu, sebagai dispersi koloid, akan menunjukkan berkas cahaya yang terlihat jelas, sedangkan air gula sebagai larutan sejati tidak akan menunjukkan efek tersebut.
2. Metode Filtrasi
Cara kedua untuk membedakan larutan sejati dengan dispersi koloid adalah melalui metode filtrasi atau penyaringan. Larutan sejati memiliki partikel yang sangat kecil sehingga dapat melewati kertas saring atau membran filter tanpa masalah. Misalnya, jika kita menyaring air garam, tidak akan ada residu yang tertinggal di kertas saring karena partikel garam telah terlarut sempurna dalam air.Di sisi lain, dispersi koloid memiliki partikel yang lebih besar. Meskipun partikel ini tidak selalu terlihat oleh mata, mereka sering kali terlalu besar untuk melewati pori-pori kertas saring. Sebagai contoh, jika kita menyaring campuran susu, partikel koloid dalam susu mungkin akan tertahan di kertas saring atau setidaknya mengurangi kejernihan filtrat. Namun, perlu diingat bahwa metode ini tidak selalu akurat untuk semua jenis koloid, karena beberapa koloid memiliki partikel yang cukup kecil untuk melewati filter.
3. Pengujian Stabilitas
Cara ketiga adalah dengan menguji stabilitas kedua jenis campuran. Larutan sejati bersifat stabil dan tidak akan mengalami pemisahan fase meskipun didiamkan dalam waktu lama. Partikel-partikel dalam larutan sejati terdistribusi secara merata dan tidak akan mengendap atau terpisah dari pelarutnya. Contohnya adalah larutan gula dalam air. Jika kita mendiamkannya selama berhari-hari, gula tidak akan mengendap di dasar wadah.Sementara itu, dispersi koloid cenderung kurang stabil. Meskipun partikel koloid tidak mengendap dengan cepat seperti pada suspensi, mereka tetap bisa mengalami pemisahan fase jika didiamkan dalam waktu yang sangat lama atau jika ditambahkan zat tertentu. Misalnya, susu yang didiamkan lama-kelamaan akan membentuk lapisan krim di atasnya. Selain itu, koloid juga bisa mengalami koagulasi (penggumpalan) jika ditambahkan elektrolit atau dipanaskan, yang mengakibatkan partikel koloid menggumpal dan mengendap.