Syaikh Abdur Rauf As-Singkili: Jejak Intelektual Ulama Nusantara di Dua Benua

Sodiqi.com - Syaikh Abdur Rauf As-Singkili (1615-1693 M) adalah salah satu tokoh ulama Nusantara yang namanya harum dalam sejarah keilmuan Islam.

Salah satu tokoh ulama Nusantara yang masyhur dengan keilmuannya adalah Syaikh Abdur Rauf As-Singkili. Semasa muda, Syaikh Abdur Rauf As-Singkili menuntut ilmu kepada ayahnya di Aceh dan juga kepada ulama di dua negara. Pada masa kini, dua negara tersebut masuk pada wilayah ....

(A) Asia Utara dan Eropa Timur
(B) Asia Barat dan Afrika Utara
(C) Asia Timur dan Asia Barat
(D) Asia Tenggara dan Asia Tengah

Biografi Singkat Syaikh Abdur Rauf As-Singkili

Syaikh Abdur Rauf As-Singkili lahir di Aceh, ia tidak hanya dikenal sebagai ahli tasawuf dan penafsir Al-Qur’an, tetapi juga sebagai murid yang gigih menimba ilmu hingga ke luar tanah air.

Semasa muda, selain belajar kepada ayahnya di Aceh, ia menghabiskan waktu bertahun-tahun menuntut ilmu di dua wilayah yang menjadi pusat keilmuan Islam dunia saat itu.

Lukisan Syaikh Abdur Rauf As-Singkili - Sumber: Sekretariat Majelis Adat Aceh

Setelah menguasai dasar-dasar agama di Aceh, Syaikh Abdur Rauf memutuskan merantau ke Timur Tengah.

Dua wilayah utama tempatnya menimba ilmu adalah Jazirah Arab (khususnya Mekah dan Madinah) serta Mesir. Kedua daerah ini pada masa kini masuk dalam kawasan Asia Barat (Timur Tengah) dan Afrika Utara.

Di Mekah, ia berguru kepada ulama terkemuka seperti Ibrahim al-Kurani, sementara di Mesir, ia mendalami ilmu hadis dan fikih melalui jaringan ulama Al-Azhar yang masyhur.

Perjalanan intelektualnya mencerminkan tradisi ulama Nusantara yang tidak hanya puas dengan ilmu lokal, tetapi juga aktif terhubung dengan jaringan global Islam.

Pembahasan Soal

Pilihan jawaban yang paling tepat untuk pertanyaan di atas adalah (B) Asia Barat dan Afrika Utara. Alasan utamanya terletak pada fakta historis bahwa Mekah-Madinah (kini Arab Saudi) termasuk dalam wilayah Asia Barat, sedangkan Mesir secara geografis berada di Afrika Utara.

Kedua wilayah ini menjadi episentrum keilmuan Islam abad ke-17, tempat para pelajar dari seluruh dunia, termasuk Nusantara, menimba pengetahuan.

Opsi lain seperti Asia Timur (C) atau Eropa Timur (A) tidak relevan karena tidak terkait dengan rute intelektual ulama masa itu. Sementara Asia Tenggara (D) adalah wilayah asal Syaikh Abdur Rauf sendiri, bukan tujuan belajarnya.

Ikhtisar

Kontribusi Syaikh Abdur Rauf As-Singkili tidak berhenti di sana. Sepulang ke Aceh, ia mendirikan dayah (pesantren) dan menulis kitab Mir’at al-Tullab, karya fikih yang menjadi rujukan penting di Nusantara.

Kisah hidupnya mengajarkan betapa keterbukaan terhadap ilmu lintas batas geografis adalah kunci kemajuan peradaban. Jejaknya di Asia Barat dan Afrika Utara menjadi bukti bahwa semangat keilmuan tidak mengenal jarak!
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama